Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

KANDAS - Cerita Pendek (Cerpen)

Gambar
Senyap malam kali ini tiada tanding. Jangkrik seolah enggan adu suara tak seperti sedia kala. Malam yang panjang pun akan berlalu juga, desahku. Berbaring di atas dipan lalu berdiri menghadap bulan, kuulangi aktivitas seperti orang linglung tersesat di pikiran sendiri. Apa yang kau sesali? Bukankah semua ini inginmu? Sudah terjadi kenapa malah bersedih? Batinku seolah meronta-ronta tak sanggup menerima keputusan yang kuambil siang tadi kala perdebatan panjang dengan Ibu. Tok..tok…tok…, “ Mas.. ” suara lirih ibu terdengar di balik pintu kayu sebuah kamar kecil yang ku huni. “ Tak apa, ibu akan baik-baik saja tadi hanya terbawa emosi. Pergilah Mas, kejar anganmu ”, wanita renta itu mengakhiri ucapannya lalu berdeham pelan. Lambat laun tak terdengar suara sama sekali. Aku berjalan menghampiri sosok di balik pintu yang ku yakin masih menunggu kehadiranku. “ Aku pasti pulang bu, tak usah gusar hati mu. Anakmu ini tahu diri. Kelak saat aku pulang ku belikan songket seperti Bi

Celotehan Berbobot Najwa Shihab dan Agnes Mo: Tentang Perempuan dan Anak Muda

Gambar
Isu tentang kesetaraan gender sepertinya masih akan terus hangat dibicarakan di ruang publik selama komparasi antara pria dan wanita terus terjadi. Patriarki yang mengakar memang akan menjerumuskan kita pada kesalahan berpikir tentang bagaimana posisi dan kodrat pria dan wanita seharusnya berada. Munculnya gerakan feminis sebenarnya bukan mengerdilkan derajat kaum adam melainkan empowering wanita sebagai kaum yang setara namun tidak sama dengan pria. Bicara tentang kesetaraan bukan berarti persamaan. Perbedaan adalah karakter yang memang wanita dan pria harus terima. Isu kesetaraan tidak sebatas sama-sama harus berada pada posisi yang sama, tapi menitik beratkan pada keadilan dalam setiap perbedaan yang ada. Setelah menonton video Youtube di channel Narasi yang berisi celotehan berbobot antara Najwa Shihab dan Agnez Mo, saya semakin percaya bahwa baik wanita maupun pria memiliki freedom untuk bermimpi. Siapa pun bisa menjadi apa yang dia impikan tidak terkecuali wanita dan

BJ. Habibie, Si Mata Jenaka Itu Kini Bersua Kembali Dengan Gula Jawa-nya

Gambar
Setelah kepergian Ibu Negara Indonesia ke-6 mendiang Kristiani Herrawati atau akrab disapa Ani Yudhoyono pada 1 Juni 2019 lalu, Indonesia kembali mengibarkan bendera setengah tiang. Lambang berkabungnya negri ini. Ibu pertiwi kembali menangis melepas duka atas kepergian salah satu Putra terbaiknya, BJ. Habibie pada Rabu, 11 September 2019 di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, bapak teknologi Indonesia juga seorang ilmuwan kelas dunia yang pola pikirnya tak main-main memandang masa depan. Cita-cita dan visi-misi nya memberantas keterpurukan bangsa ini dari segala persoalan yang terjadi. Masa jabatan BJ. Habibie sebagai presiden memang menjadi periode paling singkat dalam sejarah pemerintahan Indonesia, namun kebijakan-kebijakannya ‘bersuara’ bahkan di kancah internasional. Wajar saja kepergian Habibie menggemparkan seluruh nusantara bahkan luar negri. Jasa, ilmu, serta pemikiran yang beliau titipkan selama hidupnya akan menjadi ase